JAWA TIMUR BERLAKUKAN MAXIMUM SECURITY

JAWA TIMUR BERLAKUKAN MAXIMUM SECURITY

Senin, 21 April 2008 | 21:52 WIB Penulis : Web Admin Dibaca : 3764 kali
No Image

Menurut Kepala Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur, drh. Sigit Hanggono, peringatan itu dikeluarkan Gubernur Jawa Timur H. Imam Utomo, mengingat di Jawa Timur ada 7,7 juta peternakan rakyat yang harus diamankan.
Dengan adanya peringatan itu, pihak Dinas Peternakan Jawa Timur tetap melakukan standard teknis dalam pengontrolan unggas yang akan masuk ke Jawa Timur. “Kami tetap menerapkan Maximum Security terhadap unggas yang masuk ke Jawa Timur. Apabila ada unggas yang positif terkena flu burung, akan dikembalikan atau dibakar. Dan peraturan ini harus dipatuhi semua pengusaha unggas “ ungkap Sigit saat mengadakan jumpa pers diruang Doho Kantor Gubernur Jawa Timur, Selasa (19/2).

Peringatan hati-hati dan waspada ini dikeluarkan menyusul adanya dua warga Tanggerang yang meninggal dunia dikarenakan positif terkena flu burung. Menurut Sigit, Jawa Timur merupakan pemasok unggas terbesar di Indonesia, jumlah modal bergulir didunia unggas ini mencapai Rp.60 trilliun dan Investasi yang masuk hingga Rp.80 trilliun.

“Kalau hal ini tidak diantisipasi dengan serius, perekonomian Jawa Timur akan mengalami kegonjangan, terutama di dunia unggas ini”, ungkapnya.

Minat konsumsi daging ayam warga Jawa Timur sangat tinggi. Untuk itu Sigit menyarankan masyarakat agar lebih baik membeli daging lokal Jawa Timur, dari pada harus membeli daging yang luar dari Jawa Timur. Ia menjamin kalau daging yang dari Jawa Timur pasti sehat dan tidak terkena flu burung, karena selama ini, penanganan penyebaran virus avian influenza tersebut sangat diperhatikan oleh Dinas Peternakan Jawa Timur. Sehingga tidak sampai menyebar luas di Jawa Timur.

Berdasarkan data yang ada, terjadinya kasus kematian unggas akibat flu burung tahun 2007, di Jawa Timur sebesar 47.851 ekor. Dan data kasus flu burung pada manusia di Indonesia sampai dengan 4 Pebruari 2008 terjadi kasus konfirmasi positif flu burung 126 kasus, dengan korban meninggal 103 orang.

Tahun 2007 di Jawa Timur terjadi suspect flu burung pada manusia sejumlah 35 orang dan meninggal 2 orang, jelas Sigit. Untuk itu, Dinas Peternakan Jawa Timur mengoptimalkan surveillance penyakit flu burung dengan menggerakkan Tim Pelacak Cepat sebanyak 166 orang dan Respon Cepat sebanyak 165 orang. Tim ini bertugas untuk mendeteksi secara dini setiap kasus atau ancaman wabah flu burung dan segera mengadakan pengendalian sesuai setandar wabah dengan prinsip 3E yaitu Early detection, Early respond dan Early report.

Sementara itu, menurut Kasubdin Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Jawa Timur, Drh. Budirahayu, Dinas Kesehatan sudah memberkan sosialisai terhadap masyarakat Jawa Timur, khususnya yang berada di daerah-daerah. Selain itu pihaknya sudah mengedarkan obat untuk mencegah flu burung bagi orang yang kena virus ini. “Semua obat-obatan ini sudah ada di Puskesmas dan Rumah Sakit milik Pemerintah. Sedangkan untuk Rumah Sakit Swasta, kami sudah menyediakan 75.000 tablet yang segera akan didistribusikan, ” ujarnya.
(Bhirawa, Rabu Pon, 20 Pebruari 2008, A_Lastiani)

Sumber: DISNAK JATIM