Terima 1 Juta Dosis Vaksin PMK dan 250...

Terima 1 Juta Dosis Vaksin PMK dan 250 Ribu Dosis Vaksin LSD, Pj. Gubernur Adhy : Upaya Strategis Kendalikan Penyakit Ternak di Jatim

Sabtu, 9 Maret 2024 | 17:39 WIB Penulis : Sekretariat Dibaca : 676 kali
vaksin Pmk dan Lsd 2024

*SIARAN PERS*

*SURABAYA, 7 MARET 2024* - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono memimpin langsung proses penerimaan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) di Dinas Peternakan Jatim Jl. A. Yani no. 202 Surabaya, Kamis (7/3). Total vaksin yang diterima Pemprov Jatim hari ini adalah 1 juta dosis vaksin PMK dan 250 ribu dosis vaksin LSD.

Pihaknya optimis bahwa vaksin yang diterima hari ini akan semakin mempercepat pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) maupun LSD di Jawa Timur. Terlebih sejauh ini Pemprov Jatim juga telah bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan pihak-pihak terkait dalam implementasi rencana aksi _road map exit strategy_ PMK yang terukur.

"Alhamdulillah berkat kerja keras kita semua kejadian penyakit pmk di Jawa Timur mulai bulan Mei 2023 sampai dengan bulan Desember 2023 terus menurun," katanya.

"Berdasarkan laporan isikhnas sampai tanggal 05 maret 2024 realisasi vaksinasi jawa timur sebanyak 11,3 juta dosis atau berkontribusi 42% dari total vaksinasi PMK di Indonesia," imbuh Adhy.

Lebih lanjut Pj. Gubernur Adhy menjelaskan bahwa sebagai upaya tindak lanjut vaksinasi PMK, pemerintah juga melakukan penandaan ternak dengan _eartag._ Sampai 5 Maret 2024 telah terpasang _eartag_ sebanyak 2,5 juta ekor dari total _eartag_ yang telah didistribusikan ke kabupaten kota sebanyak 5,3 juta unit..

"Hari ini juga akan didistribusikan _eartag_ tambahan sebanyak 150 ribu unit," ucapnya.

Upaya pengendalian PMK dan juga LSD ini ditegaskan Adhy juga mengupayakan langkah strategis dalam peningkatan populasi hewan ternak di Jawa Timur khususnya sapi. Hal ini penting karena Jawa Timur merupakan gudang ternak nasional.

"Jawa Timur sebagai sumber pangan asal  hewan yang terbesar, sumber protein pangan daging hewan yang terbesar. Kita sama-sama jaga dan saya yakin dengan pengalaman ini kita bisa lakukan," katanya usai

Selain pengendalian PMK dan LSD, langkah yang dilakukan Pemprov Jatim dalam meningkatkan populasi ternak juga termasuk melakukan kegiatan penjaminan status kesehatan hewan, embrio transfer dan pemuliaan ternak melalui uji zuriat untuk menjaring bibit unggul lokal Jawa Timur. Selain itu, juga melakukan percepatan melalui implementasi teknologi inseminasi buatan (kawin suntik).

Pada tahun 2023, Jatim bahkan mampu melaksanakan inseminasi buatan sebanyak 1,9 juta dosis dengan capaian akseptor sebanyak 1,36 juta ekor.

"Untuk keberlanjutan program peningkatan populasi ternak sapi melalui inseminasi buatan, akan di distribuikan semen beku sebanyak 726,3 ribu dosis dan nitrogen cair sebanyak 81,1 ribu liter," jelasnya.

Pj. Gubernur Adhy menyebut Jawa Timur selalu menjadi _best practice_ bagi provinsi lain bahkan negara lain untuk pengembangan sapi inseminasi buatan yang berpusat di Balai Besar Inseminasi Buatan di Kab. Malang. Pada tahun 2023, Jatim mampu melaksanakan inseminasi buatan sebanyak 1,9 juta dosis dengan capaian akseptor sebanyak 1,36 juta ekor.

"Jawa Timur selalu menjadi _best practice_ bagi provinsi lain bahkan negara lain untuk pengembangan sapi dengan inseminasi buatan, dan ini tingkat keberhasilannya sangat tinggi," sebutnya.

Tak hanya itu, Pemprov Jatim juga melakukan upaya peningkatan produksi susu sapi dengan alternatif pemeliharaan sapi perah jenis jersey yang dilakukan oleh PT. Greenfileds Indonesia.

Pada kesempatan hari ini, Pj. Gubernur Adhy juga menerima secara simbolis hibah 5 ekor Sapi Perah Breed Jersey dengan specifikasi Betina Bunting sebanyak dari PT Greenfied Indonesia.

"Ini adalah _pilot project_ pemeliharaan sapi perah _breed jersey_ pada Peternakan rakyat yang akan diuji coba di UPT Pembibitan Ternak yang ada di kota Batu," terangnya.

Ia berharap berbagai upaya yang dilakukan hari ini akan berbuah keberhasilan peningkatan populasi hewan ternak khususnya sapi di Jawa Timur. Selain itu, keberhasilan ini juga diharapkan juga membawa dampak positif bagi para peternak di Jawa Timur.

"Pengendalian PMK ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, perlu keterlibatan steakholder lainnya dan saya berharap semua ini bisa menjamin kesehatan hewan di Jatim dan memberikan dampak positif bagi peternak kita," tutupnya. (*)

Sumber: Disnak Jatim