Agribisnis persusuan juga merupakan kegiatan terdesentralisasi, perluasan lapangan kerja, sehingga dapat membendung arus urbanisasi dari desa ke kota, serta peningkatan pendapatan dan kelestariaan sumber daya alam. Pada hakekatnya tujuan dari pembangunan nasional adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sedangkan kegiatan pembangunan regional dalam upaya pelaksanaan otonomi daerah bertujuan untuk meniadakan jurang yang kaya dan miskin.

   Dalam penerbitan buku “Manajemen Agribisnis Persusuan” tersebut disampaikan  tentang Prospek Agribisnis Persusuan (Bab II), dimana penduduk Indonesia merupakan bangsa yang paling rendah mengkonsumsi susu, sehingga masih perlu ditingkatkan. prospek Agribisnis persusuan yang menjanjikan didasarkan atas potensi wilayah, jumlah penduduk yang semakin meningkat, dan dukungan SDM, serta sarana dan prasarana.

   Pada BAB III dan BAB IV diuraikan tentang tantangan agribisnis persusuan serta sejarah perkembangan koperasi persusuan dan tidak dapat dipisahakn dengan KBPS Pangalengan yang sampai sekarang tetap eksis. Sedangkan pada BAB V tentang Sistem Agribisnis Persusuan, Dan BAB VI tentang Manajemen Pemeliharaan Susu Perah yang meliputi bagaimana memilih bibit, pembuatan perkandangan, ransum pakan, serta pemeliharaan sapi perah sendiri.

   Selanjutnya pada BAB VII mengenai Studi Kelayakan Bisnis dan Analisa Usaha. Untuk BAB VIII mengenai Pengolahan dan Pemasaran Susu, serta BAB IX tentang Manjemen Strateji yang meliputi manajemen SDM, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajemen produksi, system informasi manjemen dan manajemen stratejik. Terakhir pada BAB X tentang Harapan dan Kenyataan , serta kesimpulan diantaranya yang menyatakan, bahwa agribisnis persusuan masih cukup menggembirakan, sehingga perlu dikembangkan terus-menerus.