PENGARUH TEAT DIPPING DENGAN DEKOK DAUN...

PENGARUH TEAT DIPPING DENGAN DEKOK DAUN SIRIH TERHADAP MASTITIS SUB CLINICAL DAN KADAR LAKTOSA SUSU

Selasa, 3 Mei 2011 | 10:09 WIB Penulis : Web Admin Dibaca : 2450 kali
No Image

 

        Seorang mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang, Sita Ratnasari, melakukan penelitian menggunakan dekok daun sirih untuk kepentingan peternakan. Penelitian ini dilaksanakan di Proyek Sapi Perah GKSI Jawa Timur Desa Dawuhan Sengon, Dusun Sawiran, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. Pelaksanaannya dimulai pada tanggal 8 Juli sampai dengan 8 Agustus 2010. Materi yang digunakan adalah 30 ekor sapi perah FH pada bulan laktasi ke empat sampai ke lima dengan perlakuan yaitu: perlakuan I: Kontrol dengan antiseptik kimia. Perlakuan II: Teat dipping dekok daun sirih konsentrasi 20%. Perlakuan III: Teat dipping dekok daun sirih konsentrasi 30%. Masing-masing perlakuan terdiri dari 10 ekor sapi, sebelum dilakukan pengujian mastitis terlebih dahulu.
     Metode yang digunakan adalah eksperimen/ percobaan, dilakukan uji White Side Test terlebih dahulu untuk menentukan 3 kelompok perlakuan dan masing-masing kelompok perlakuan terdiri dari 10 ekor sapi perah. Satu perlakuan untuk kontrol dengan menggunakan antiseptik kimia (Povidon Iodin) dan perlakuan lainnya dengan percobaan teat dipping menggunakan dekok daun sirih dengan konsentrasi 20% dan 30%. Uji White Side Test dilakukan setiap 7 hari sekali. Selanjutnya dilakukan pengukuran produksi susu tiap harinya dan uji kadar laktosa setiap 7 hari sekali pada waktu penelitian.
    Hasil dari penelitian yang dilakukan perempuan asal Dusun Bolodewo RT 31 Desa Wonorejo Kecamatan Wates Kediri ini menunjukkan bahwa pengaruh teat dipping pada sapi perah terhadap 1) Tingkat mastitis awal perlakuan PI, PII dan PIII masing-masing sebesar 0,3; 1,025 dan 0,025. 2) Produksi susu awal perlakuan untuk PI; PII dan PIII masing-masing sebesar 6,375 lier: 4,7 liter dan 5,8 liter. Sedangkan produksi susu akhir perlakuan untuk PI, PII dan PIII masing-masing sebesar 5,806 liter; 4,231 liter dan 5,321 liter (P< 0,05). 3) Kadar laktosa awal perlakuan untuk PI, PII dan PIII masing-masing sebesar 4,249%; 4,313% dan 4,287%. Sedangkan kadar laktosa susu akhir perlakuan untuk PI, PII, PIII masing-masing sebesar 4,206%; 4,201% dan 4,136% (PKesimpulan dari penelitian ini bahwa 1) Tingkat mastitis dapat diturunkan dengan teat dipping menggunakan antiseptik kimia/ providon Iodin, dekok daun sirih 20% dan dekok daun sirih 30%. 2) Penurunan produksi dari per minggu pada antiseptik kimia/ providon Iodin sebesar 11,38%, dekok daun sirih 20% sebesar 0,38% dan dekok daun sirih 30% sebesar 9,58%. 3) Penurunan kadar laktosa susu pada antiseptik kimia/povidon Iodin sebesar 4,3% dekok daun sirih 20% sebesar 11,2% dan dekok daun sirih 30% sebesar 15,1%. 4) Ketiga perlakuan tersebut dapat menekan kejadian mastitis, diantara ketiga perlakuan yang terbaik adalah dengan PII (teat dipping dengan dekok daun sirih 20%). 5) Efektifitas berdasarkan penurunan kadar laktosa pada PI lebih kecil (4,3%) dibandingkan PII dan PIII.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bahwa ketiga tersebut dapat digunakan untuk teat dipping setelah pemerahan susu, dan yang terbaik adalah teat dipping dengan dekok daun sirih 20% karena dapat menurunkan tingkat mastitis pada sapi perah juga pertimbangan dari segi ekonomis lebih murah.

Sumber: DISNAK JATIM