TETAP WASPADA FLU BURUNG

TETAP WASPADA FLU BURUNG

Jumat, 6 Mei 2011 | 09:24 WIB Penulis : Web Admin Dibaca : 1425 kali
No Image

   Penyakit flu burung dapat ditularkan dari unggas ke unggas atau dari peternakan ke peternakan lainnya dengan cara: (1) Kontak langsung dari unggas terinfeksi dengan hewan yang peka dan (2) Kontak tidak langsung. Penularan dengan kontak tidak langsung melalui: percikan cairan atau lendir yang berasal dari hidung dan mata, paparan muntahan, lubang anus (tinja) unggas yang sakit, melalui sepatu dan pakaian peternak , unggas air, melalui perantara, melalui pakan, air, dan peralatan yang terkontaminasi virus. Pada kotoran ayam, virus avian influenza mampu bertahan selama 35 hari pada suhu 4˚C. Sedangkan dalam air, virus tersebut dapat tahan hidup selama 4 hari pada suhu 22˚C dan 30 hari pada suhu 0˚C. Di kandang ayam, virus avian influenza bertahan selama 2 minggu setelah depopulasi ayam, namun virus avian influenza dapat mati dengan desinfektan. Strategi penanggulangan avian influenza terdiri atas: 1. Peningkatan keamanan dari penularan (biosekuriti); 2. Vaksinasi; 3. Pemusnahan terbatas (depopulasi) di daerah tertular; 4. Pengendalian lalu lintas unggas, produk unggas dan limbah peternakan unggas; 5. Surveilans dan penelusuran (tracing back); 6. Pengisian kandang kembali (restocking); 7. Pemusnahan menyeluruh (stamping-out) di daerah tertular baru; 8. Peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness); 9. Monitoring dan evaluasi. Dari kesembilan langkah tersebut langkah utama yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat adalah pelaksanaan biosekuriti yang ketat, vaksinasi, pemusnahan terbatas, pengisian kandang kembali dan pemusnahan menyeluruh di daerah tertular baru.

  Penerapan sistem all in all out pada suatu peternakan bisa dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memotong siklus kehidupan penyakit dalam kandang sehingga pada periode berikutnya dimulai dengan grup kandang yang sehat karena tidak ada penularan penyakit dari ternak yang lama sehingga diharapkan ada penurunan kejadian penyakit dalam suatu peternakan. Kekurangan pada penerapan sistem ini tidak dapatnya para peternak mendapatkan hasil ternak secara berkesinambungan, sehingga sistem ini dianggap kurang menguntungkan.

 

Sumber: DISNAK JATIM