JATIM BERHASIL SILANGKAN SAPI BALI...

JATIM BERHASIL SILANGKAN SAPI BALI DENGAN BANTENG

Jumat, 13 April 2012 | 07:09 WIB Penulis : Web Admin Dibaca : 1965 kali
No Image

Latar belakang perkawinan kedua jenis ternak yang memiliki jumlah kromosom sama ini adalah  upaya meningkatkan kualitas dan pengembangan sapi bali yang ada di Jawa Timur melalui perkawinan antara betina sapi Bali dengan pejantan Banteng yang ada di Taman Safari Indonesia II Pasuruan, disisi lain program tersebut diharapkan memberikan kontribusi dalam mendukung program pelestarian plasma nutfah sapi Bali di Indonesia dan mendukung tercapainya program Sapi “BERLIAN” serta tersedianya bibit yang  meningkatkan produktifitas dan kualiatas reproduksi ternak. Tentunya semua ini akan mendukung program swasembada daging sapi nasional.

 
Berdasarkan pengamatan bentuk tubuh bayi sapi lebih besar dan lebih tinggi dibandingkan umumnya. Pedet sapi jantan tersebut memiliki bobot lahir 21 kilogram. Hal ini memunculkan optimisme perkawinan silang tersebut akan menghasilkan turunan sapi Bali yang berkualitas, karena dalam kondisi yang normaol dengan bobot lahir diatas rata-rata (15 kg) akan mempengaruhi bobot sapih dan pertumbuhan bobot badannya. Secara genetika, sapi Bali merupakan keturunan dari banteng Jawa. Dalam perkembangannya, ukuran dan bobot sapi Bali terus menurun karena inbreeding. Sapi hasil perkawinan ini akan mampu menghasilkan berat 450 kilogram per ekor atau lebih tinggi dari berat sapi Bali yang hanya 300 kilogram per ekor.
Menurut Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Ir.Suparwoko Adisoemarto MM, bahwa program perkawinan antara sapi Bali dan Banteng Jawa ini diharapkan mendukung program pemerintah pusat yang menerapkan pembatasan daging sapi impor pada tahun 2014. Saat ini, Indonesia masih mengimpor daging sapi sebesar 25% dari konsumsi nasional sebanyak 2,7 juta ton per tahun. Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging, kata kadisnak perkawinan sapi bali dan Banteng Jawa juga merupakan upaya untuk menjaga konservasi Banteng Jawa di Baluran Jatim dan Ujung Kulon Jabar.

Sumber: DISNAK JATIM