DISNAK JATIM GANDENG POLDA UNTUK...

DISNAK JATIM GANDENG POLDA UNTUK ANTISIPASI DAGING GELONGGONGAN

Kamis, 16 Agustus 2012 | 11:23 WIB Penulis : Web Admin Dibaca : 1440 kali
No Image

"Ini berdasar dugaan awal jika dilihat dari ciri-ciri fisik ternak sebelum dan sesudah dipotong," terang Kepala Seksi Produk Non Pangan Asal Hewan Dinas Peternakan Prov Jawa Timur, Drh Siti Sofiah.  Dikatakan, secara umum ternak yang digelonggong biasanya akan malas berdiri, hidung basah kemudian sering mengeluarkan air seni rata rata 10 menit sekali. "Disamping itu juga ditemukan beberapa kecurigaan terutama saat ternak dipotong," lanjutnya.

Kecurigaan petugas diantaranya keluarnya air saat dipotong bersamaan dengan keluarnya darah.
"Kalau yang keluar kotoran mungkin bisa terjadi, karena di leher sapi ada tiga saluran yaitu saluran pernapasan, saluran darah dan saluran pencernaan. Tapi jika keluar air dan banyak dapat disimpulkan sapi diberi minum paksa sebelum dipotong," tambahnya.

Tidak hanya disitu, tim Disnak Provinsi juga menemukan air dengan jumlah tidak biasa dalam rumen sapi. Sehingga memperkuat dugaan ternak digelonggong terlebih dahulu sebelum dilakukan pemotongan. Hasil temuan tersebut akan dibawa ke Surabaya. "Yang jelas ini monitoring saja ke sejumlah RPH di daerah agar daging yang dikonsumsi aman dan dipotong dengan cara yang benar," tambah Sofi.

Menjelang lebaran seperti saat ini permintaan daging terutama sapi pasti sangat tinggi. Namun dengan tingginya permintaan bukan berarti menjadikan RPH lalai bahkan bermain curang agar bobot daging naik.  "Tentu saja masyarakat yang akan dirugikan jika RPH melakukan tindakan tersebut. Dinas akan terus memantau rumah pemotongan agar daging glonggongan tidak beredar di pasaran," katanya.

Selain Ngawi, Disnak juga berencana melakukan sidak ke kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur hingga Lebaran nanti. "Mungkin saja kami akan melakukan sidak ke daerah lain tentu saja dengan dinas peternakan kabupaten/kota untuk ikut aktif memantau RPH yang ada di wilayah masing masing." katanya. Selama ini pengawasan tidak hanya dilakukan saat bulan Ramadhan atau menjelang lebaran saja. Tapi jauh sebelumnya juga rutin dilakukan untuk memastikan daging glonggonga tidak berada di pasaran. "Pengawasan daging sapi gelonggongan cukup ketat bahkan dinas petrnakan provinsi selalu melakukan koordinasi dengan dinas peternakan di kabupaten/kota," tandasnya. [vin]

Sumber: DISNAK JATIM