HATI-HATI TERNAK RUMINANSIA JUGA DAPAT...

HATI-HATI TERNAK RUMINANSIA JUGA DAPAT TERSERANG SAKIT MAAG

Senin, 19 Agustus 2013 | 08:50 WIB Penulis : Web Admin Dibaca : 7767 kali
Sakit Maag pada Ternak Ruminansia

Masalah yang sering dihadapi oleh peternak ruminansia seperti sapi, kambing dan domba adalah menemukan ternaknya kembung pada perut. Kembung pada perut ternak tersebut biasa disebut kembung rumen atau bloat. Mungkin hal ini serupa juga dengan sakit maag pada manusia. Lantas apa yang menjadi sebab hal tersebut dan bagaimanakah cara penyembuhannya.?

Tentang kembung rumen atau bloat
Kembung rumen secara umum terjadi akibat terganggunya fungsi mekanisme pencernaan yang menyebabkan akumulasi gas yang berlebihan di dalam rumen. Sebenarnya gas merupakan hasil normal dari proses fermentasi rumen. Bahkan produksi gas yang berlebihan pun tidak akan menyebabkan kembung apabila proses eruktasi atau bersendawa berlangsung normal. Bersendawa tersebut dapat berjalan tidak normal dikarenakan oleh sumbatan dalam kerongkongan.

Penyebab terjadinya kembung rumen
Proses ruminansi (memamahbiak) pada ternak ruminansia meliputi proses pakan dalam mulut, penelanan makanan, pencernaan dalam lambung dan proses regurgitasi (pemutahan kembali). Kontraksi otot reticulum menyebabkan isi rumen yang kasar berada di atas zona cairan ke daerah perbatasan kerongkongan dengan lambung. Gerakan lainnya adalah eruktasi yaitu membebaskan gas dari zona atas rumen. Bila proses eruktasi ini tidak berjalan normal melalui sendawa, maka akan terjadi akumulasi gas yang berlebihan.

Sebagian besar terjadinya kembung rumen disebabkan oleh faktor pakan yang diberikan. Dalam bentuk frothy (foamy) gas dapat terperangkap dalam busa dan tidak dapat dieruktasikan. Hal ini disebabkan oleh adanya busa yang menghambat terjadinya eruktasi. Beberapa faktor yang mendorong terbentuknya busa tersebut adalah viskositas dan tegangan permukaan cairan dalam rumen, aliran ludah dan kegiatan mikroba rumen.

Gejala kembung rumen
Dengan adanya akumulasi gas yang berlebihan di dalam rumen, volume rumen akan meningkat dan mendesak diafragma sehingga ternak akan sulit bernafas. Perut ternak sebelah kiri akan terlihat menggembung. Ternak akan bernafas denga mulut dan pernafasan dangkal sehingga frekuensi pernafasan akan meningkat. Ternak akan kehilangan nasfsu makan. Kematian pada ternak dapat terjadi karena penyerapan zat yang bersifat toksik. Ternak yang mati akan terlihat terbaring dengan badan sebelah kanan berada di bawah. Apabila dilakukan pembedahan bangkai, saat rumen dibuka terlihat selaput lendir yang pucat dengan banyak perdarahan titik (ptechiae).

Pencegahan dan Penyembuhan
Tindakan mencegah tetap lebih baik daripada mengobati. Beberapa hal yang perlu diketahui untuk mencegah terjadinya kembung rumen adalah tidak memberikan hijauan pakan rumput muda atau daun kacang-kacangan dalam keadaan basah dalam jumlah banyak, menggembalakan ternak tidak terlalu pagi atau setelah hujan dan perlu adanya pengaturan pemberian pakan.

Apabila ternak terkena kembung rumen, ternak harus dalam keadaan berdiri dengan kaki depan lebih tinggi dan mulut dibuka. Mulut dapat diberi kayu agar mulut selalu terbuka untuk mengeluarkan gas dalam rumen. Selain itu, gas juga dapat dikeluarkan dengan memasukkan tube lambung. Pemasukan tube perlu keterampilan agar dalam measukkan tidak mengenai organ yang lainnya. Sedangkan untuk bloat berbusa dapat menggunakan zat-zat atau senyawa kimia yang mengandung dimethicone untuk menurunkan tegangan permukaan gelembung gas sehingga gas bisa dikeluarkan melalui saluran pencernaan.  (dw)

Sumber: DISNAK JATIM