EMAS COKLAT DIUBAH MENJADI GAS BIRU

EMAS COKLAT DIUBAH MENJADI GAS BIRU

Selasa, 22 April 2014 | 15:03 WIB Penulis : Web Admin Dibaca : 2383 kali
biogas madiun

Dalam usaha peternakan sapi tidak ada istilah  limbah. Yang ada adalah by product apabila peternakan digarap dari hulu sampai ke hilir. Sebut saja kotoran sapi, dapat dimanfaatkan menjadi pupuk tanaman bahkan dapat diolah untuk menghasilkan biogas. Oleh karena itu, kotoran sapi dapat disebut dengan istilah “emas coklat”.

Biogas yang selama ini banyak dimanfaatkan di wilayah dataran tinggi seperti Kabupaten Malang dan Pasuruan, kini juga mulai dimanfaatkan oleh peternak di wilayah dataran rendah. Mudjiono warga Desa Kedondong Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun juga telah memanfaatkan tehnologi biogas. Bahkan peternak yang selama ini hanya memanfaatkan biogas untuk memasak, Mudjiono juga memanfaatkan sebagai pembangkit listrik.

Mudjiono mulai memanfaatkan tehnologi biogas tahun 2011. Sehingga peternak sapi usia 59 tahun ini tidak terlalu dipusingkan saat harga elpiji dan tarif dasar listrik berulang kali mengalami kenaikan. Mudjiono mengaku sangat sangat terbantu dengan adanya biogas ini sehingga dapat menghemat pengeluaran rumah tangga. Oleh karena itu, ia tidak merasa kawatir adanya berita  kelangkaan elpiji.

Dalam mengolah kotoran sapi menjadi biogas, Mudjiono mengaku tidak kesulitan pengoperasian setiap harinya. Hanya pada saat awal pembuatan biogas,  dibantu oleh beberapa rekan dalam membuat tabung penampung. Tabung dibuat  dengan menggali tanah di sekitar kandang sapi dengan kedalaman sekitar 3 meter dan diameter 5 meter.

Proses pengolahan setiap harinya adalah kotoran sapi disiram dengan air. Campuran kotoran dan air tersebut dialirkan ke tabung penampung. Setelah didiamkan sekitar dua puluh menit, campuran dalam tabung yang tertutup rapat tersebut  berubah menjadi gas. Gas disalurkan melalui pipa ke perlengkapan rumah seperti kompor gas.  Layaknya warna api elpiji, api yang dihasilkan oleh biogas ini, juga berwarna biru.

Sumber: DISNAK JATIM