PETERNAK TAWANGREJO CEGAH VIRUS DENGAN...

PETERNAK TAWANGREJO CEGAH VIRUS DENGAN BIOSECURITY

Selasa, 6 Mei 2014 | 10:44 WIB Penulis : Web Admin Dibaca : 2071 kali
biosecurity tawangrejo

Sistem pemeliharaan unggas yang dilakukan dengan cara semi intensif  yaitu dikandangkan disekitar pekarangan rumah, merupakan salah satu faktor resiko penularan flu burung. Demikian juga  pada itik yang dipelihara disekitar rumah beresiko terserang  maupun menularkan virus flu burung pada unggas lainnya. Dan apabila unggas positif terserang virus ini, maka kerugian yang ditimbulkan akan sangat besar.

Hal ini yang menarik pengamatan Dr. Drh. C.A Nidom MSi sebagai peneliti di Avian Influenza-zoonosis Research Center- Universitas Airlangga (AIRC- Unair). Dr. Nidom melakukan penelitian secara berkelanjutan terhadap dinamika virus yang ada dilapangan. Pengambilan sampel dilakukan secara berkala setiap 3 bulan sekali dengan cara swab oropharyng dan  swab cloaca serta pengambilan darah pada unggas secara acak. Selain untuk mengetahui titer antibodi setelah pelaksanaan vaksinasi, penelitian ini juga akan mengetahui jejak virus yang menyerang di suatu daerah.

Desa Tawangrejo Kecamatan Turi, berada di wilayah Kabupaten Lamongan. Sebagian besar masyarakatnya memelihara itik sebagai salah satu usaha pendapatan keluarga. Menurut pengamatan Dr.Nidom, jejak virus yang teridentifikasi di desa Tawangrejo ini adalah virus H5NI dengan clade 2.1.3 dan 2.3.2. Hal ini berarti bahwa ada 2 clade (kelompok) virus flu burung yang menyerang pada unggas. Sebelum bulan November 2012 clade yang menyerang hanya 2.1.3 dan itu tidak menyebabkan kematian pada itik tetapi itik sebagai reservoir ( pembawa virus), namun setelah bulan November 2012  ada virus baru yang masuk dan menyebabkan kematian pada itik. Tanda serangan virus terakhir adalah kebutaan, mata ada selaput keruh keputihan, gemetar, dan berjalan sempoyongan.

Langkah pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat adalah biosecurity. Biosecurity adalah serangkaian kegiatan untuk mencegah kuman itu masuk dan  berkembang kedalam suatu peternakan, serta mencegah kuman itu menyerang ke peternakan lainnya. Kegiatan Biosecurity yang dilakukan oleh masyarakat desa Tawangrejo yaitu dengan membersihkan kandang secara rutin, desinfeksi kandang beserta lingkungannya, karantina unggas dan tidak menjual unggas yang sakit. Jika ditemukan unggas yang mati mendadak atau dengan gejala-gejala yang mencurigakan maka segera melapor ke petugas dinas atau telepon ke kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan, untuk memastikan penyebab kematian unggasnya.

Dengan penerapan Biosecurity yang baik, warga Desa Tawangrejo berharap tetap bisa memperoleh keuntungan yang besar dari beternak itik tanpa takut terhadap serangan Flu burung pada unggasnya. Sehingga akan mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Sumber: DISNAK JATIM