Kepala Dinas Peternakan Jatim Suparwoko Adisumarto mengatakan Jatim tidak menginginkan kasus merebaknya flu burung di Jakarta itu terjadi di daerah ini.
Bahkan, lanjutnya Pemprov Jatim telah mencanangkan pada tahun 2019 sebagai tahun bebas flu burung. “Jadi kami sudah ada tim yang mengantisipasi dan mencegah flu burung agar tidak sampai merebak luas,” ujarnya hari ini.
Menurutnya tim LDCC ini akan memantau dan mengawasi secara langsung sentra perternakan unggas di masayrakat.
“Mereka tidak hanya memantau usaha peternakan yang besar-besar tetapi langsung ke kampng-kampung karena banyak masyarakat perorangan yang memelihara unggas,” ungkapnya.
Tim tersebut berkewajiban  melaporkan temuannya terhadap tim yang dinamai "Participatory Disease Surveillance and Response" (PDSR) atau penyakit pengawasan dan respon partisipatif.
Bahkan, melalui petugas tersebut Dinas Peternakan  menyiapkan sekitar 3 juta juta dosis vaksin dan 133.000 liter disinfektan. “Jadi setiap kabupaten/kota akan mendapatkan jatah sekitar 3,500 disinfektan.”
Kendati sampai saat ini belum di Jatim belum ditemukan satu pun kasus yang diduga flu burung, namun persiapan antisipasi tersebut penting dengan harapan bisa mencegah lebih awal wabah flu burung.
Dinas Peternakan Jatim mencatat pada 2011 terjadi 53 kasus ditemukannya positif flu burung dengan total sebanyak 17.139 ekor unggas yang mati.
Namun Suparwoko tetap mengimbau kepada semua masyarakat, khususnya pemilik ternak maupun pemelihara unggas agar tetap memperhatikan dan membersihkan kandangnya.
Tidak hanya itu saja, penyemprotan disinfektan dan vaksin juga harus terus dilakukan.(api)