Jawa Timur awasi dan kendalikan...

Jawa Timur awasi dan kendalikan penyakit Hewan

Senin, 9 Juni 2008 | 06:09 WIB Penulis : Web Admin Dibaca : 7215 kali
No Image

Kasus penyakit Brucellosis ini kali pertama ditemukan di Jawa Timur di kecamatan Pujon/KUD SAE Kabupaten Malang yang menyerang pada 6 ekor ternak sapi perah, dan mengalami peningkatan prevalensi dari tahun ke tahun. Saat ini penyebaran telah menyerang pada 17 kabupaten/kota antara lain : Malang, Probolinggo, Pasuruan, Sidoarjo, Lumajang, Jombang, Mojokerto, Kediri, Tulungagung, Banyuwangi, Madiun, Tuban, Blitar, Gresik Kota Probolinggo, Kota Surabaya dan Kota Batu.

{mosimage}Salah satu penyebab sulit dikendalikan penyakit Brucellosis ini adalah :

  1. Metode Test dan slughter belum dilakukan secara optimal terwujud
  2. Sumber dana kompensasi sangat terbatas
  3. Peternak belum siap untuk dilakukan slughter pada saat sapi perah produksi
  4. Lalu lintas ternak sapi perah sangat padat
  5. Identifikasi dan sertifikasi pasca vaksinasi Brucellosis belum serempak dilaksanakan di pulau jawa

Untuk menekan jumlah ternak yang terserang penyakit Brucellosis ini, Dinas Peternakan Jawa Timur melakukan beberapa tindakan langkah preventif antara lain :

  1. Peningkatan pengawasan secara ketat pada lalu lintas ternak sapi perah antara lain : pemeriksaan dokumen, pemberian status/identifikasi lubang segitiga pada telinga sebelah kiri dan pemberiaan sertifikasi pada sapi yang telah divaksinasi.
  2. Pada tindakan pencegahan : sisa abortus disucihamakan dengan desinfektan; Focetus, placenta, dan cairan vagina harus dibakar dan dikubur sedalam 1 meter; Hindari perkawinan antara penjantan dan betina yang mengalami kluron; anak sapi yang lahir dari induk yang terserang penyakit Brucellosis diberi susu dari induk yang bebas Brucellosis; kandang dan ternak disucihamakan; ternak sehat dilakukan vaksinasi; dilakukan pengamatan terhadap penyakit pada daerah kasus.
  3. Untuk mendukung tindakan tersebut telah disediakan Pos Kesehatan hewan 51 buah; Laboratorium Kesehatan Malang dan Tuban; Laboratorium Kesehatan hewan tipe C sebanyak 14 buah; pos pemeriksaan hewan dan produk asal hewan (cek poin) sebanyak 11 buah; sedangkan untuk SDM Surveilans : Partisipatory Disease Searching (PDS) sebanyak 166 orang dan Partisiopatory Disease Respon (PDR) sebanyak 165 orang; Vaksin Brucellosis tahun 2008 yang dibutuhkan 140.000 dosis untuk 158.240 ekor sapi perah sedangkan yang tersedia 13.000 dosis sehingga terjadi kekurangan 127.000.(us)

Sumber: DISNAK JATIM