Harian Jawa Pos (27/7) menuliskan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) akan menindak tegas importer daging yang mematok harga tinggi selama puasa dan Lebaran nanti. Sebab, harga daging berpotensi terus naik ketika kebutuhan mulai meningkat. Menteri Pertanian Suswono mengatakan, importer daging sudah berkomitmen untuk tidak menaikkan harga ketika puasa dan Lebaran. Apabila ada importer yang sengaja menaikkan harga, Kementan akan memberikan sanksi. ’’Karena sudah komitmen, mereka tidak dibenarkan menaikkan harga. Untuk kuota, kita bisa kurangi dan SPP (surat persetujuan pemasukan). Awalnya, dilakukan skors dulu,’’ katanya kemarin (26/7).

Dari sisi jumlah, pihaknya memberikan tambahan alokasi dengan perhitungan Juli–September. Dalam kondisi normal, kuota daging impor per bulan 70 ribu ton sehingga total selama tiga bulan mencapai 21 ribu ton. Karena permintaan meningkat, pihaknya memberikan kuota tambahan menjadi 28 ribu ton per bulan. Menurut Suswono, kuota tambahan tersebut sangat cukup untuk mengantisipasi lonjakan permintaan. ’’Untuk sapi, masih ada stok 60 ribu ekor per bulan. Jadi, impor tersebut dilakukan untuk menutup kekurangan karena produksi dalam negeri yang belum bisa memenuhi kebutuhan,’’ terangnya.

Sementara itu, berdasar pantauan harga di pasaran oleh Kementerian Perdagangan, ada tren kenaikan harga daging sapi. Dibandingkan dengan harga rata-rata Juni lalu, harga daging sapi naik pada Juli sebesar 1,92 persen. Harga daging sapi rata-rata Juli Rp 70.082 per kilogram, sedangkan rata-rata Juni hanya Rp 68.759 per kilogram.